2023

2023

Setiap tahun baru ikrar baru. Setiap kali itu juga kebentur penghalang dan jatuh lagi. Yang gila adalah tak pernah berhenti mengulang-ulang. Katanya sampai hasilnya nyata…

Tahun ini harus menulis lagi ya. Dan ini adalah tulisan perdana di Januari 2023.

Nggak aci ah, kalo konten perdana ini isinya tentang resolusi. Cuma untuk menggugurkan kewajiban, hehehe…

Cerita yang lain aja.

Akhirnya aku kena demam Korea. Tapi yang sudah barang tentu adalah bukan lewat boyband or girlband. Apalagi dari drama. I’m dominantly impressed oleh video-video (youtube) tentang rumah tangga. Vlog-vlog mama-mama muda mendandani rumahnya, merawat dapur, dan memasak.

Tonal imaji adalah salah satu sisi yang memikat. Menghasilkan suasana yang tenang, homy, nyaman … walaupun sedang menceritakan rumah yang kacau balau berantakannya.

Apakah karena aku sudah mulai tua, sudah mengurangi orientasi ke luar rumah…? Hahaha… Tapi iya sih, semakin ke sini, semakin paham kalau rumah memang adalah tempat terbaik di dunia. (Alhamdulillah banget sudah bisa punya rumah sendiri… yang belum, yuk, semangatin. Biar ukuran kecil yang penting menjadi tempat keluarga inti bertumbuh). Rumah mama si Hami ini mewakili gambaran rumah dan keluarga inti tadi. Tidak harus punya sendiri, malah. Ada episode saat mereka menyewa. Tapi segala fungsi dasar bisa terpenuhi. Ruang, aktivitas, dan cara merawatnya.

Sebagai seorang wanita yang bekerja, gambaran full-time mom seperti ini terasa sangat menghangatkan hati. Betapa setiap hari adalah sudah penuh dengan berbagai kegiatan, proyek harian, dan masih sempat pula menyisihkan me-time. Menjaga kebersihan rumah sangat mungkin dilakukan, bahkan menjadi job desc utama. Hahaa, jadi bercermin sama rumah sendiri yang beberapa sudutnya terbengkalai ga sempat dibersihkan dari debu.

Rapi. O em ji. Ini kayak clean freak abis ga sih? Apakah daku bisa menjadi demikian clean dan super rapih seandainya ga kerja ngantor lagi dan tiap hari hanya bebersih dan mengurus anak dan rumah? Eaaaaa… berandai-andai…

Yang jelas nontonin ini membikin termotivasi untuk bisa punya rumah bersih rapi. Bukan hanya pijat aja yang harus bersih sehat.

Perabot harus banget IKEA dengan clean minimaliste design nya? Ah, ini jangan sampai jadi jebakan sih. Bersih tu tidak identik dengan perabot baru atau desain minimalis. Kalau punyanya panci Bima, ngga harus diganti semua jadi Le Creuset. Ya ngga? Ya ngga?

Bagian masak memasak, ini juga inspiratif banget. Apalagi buatku yang memang suka utak atik bumbu masakan. LAngsung deh mengajak ekplorasi masak a-la a-la Koreaan gituuuu…hehehe…

Yang kelihatan di video adalah resep-resep yang clean dan healthy. Tampak lezaaaat dengan cara masak yang mudah. BAnyak bahan alami dari yang familiar sampai dengan yang khusus macam konbu dan burdock. Hebatnya, bisa banget mendidik anaknya jadi doyan apapun masakan sehat yang disajikan. Kebeneran lagi aku lagi seneng dan fulfilled dengan resep-resep bersih karena membantu pola diet. Jadi ikrib sama sawi putih, jejamuran, dan taburan wijen.

Gantung Pompa

Gantung Pompa

dua puluh satu bulan sudah berlalu.

Rinjani sekarang ogah minum ASI perah lagi, walaupun masih sangat demanding sama ‘nenen’. Akibatnya, ibuk mulai pikir-pikir tuk gantung pompa. Dia juga ngga terlalu hobi sama susu pengganti, baik bubuk maupun cair, apalagi kalau rasa plain. Akibatnya, Rinjani minum susu dengan cara lain… minum susu cokelat, dicampur di pudding, nyamil keju, makan ice cream (eikem, kata dia), dan makan yang lain-lain sehingga kenyang dan merasa ngga perlu nyusu lagi,  walaupun masih tetap demanding sama ‘nenen’ (yang cuma ada satu rasa, rasa ibuk).

Saya syukuri saja, ini masih tahapan perkembangan yang baik. Saya malah bisa kembali punya waktu untuk melakukan hal-hal lain yang sempat tertinggal, yaitu konsentrasi kerja (di  kantor) dan kembali membaca.

Thanks to Book Club juga… Tiba-tiba sekarang saya kembali kalap membaca dan membeli buku!

Berikut list bacaan terkini :

 

yourjob
Your Job Is Not Your Career

 

 

konm
muslim-pra

kda

eo

Lalu, kembali revisit alias baca ulang koleksi lama sbb :

billbr

101

pc

kiplings

small

 

bahkan, masih mau menyempatkan cuci mata dengan ulik-ulik
Where’s Wally? – The Totally Essential Travel Collection. Hahaha…

wally

 

A little return to my passion, yeay!

Selamat ulang tahun 21 bulan, Rin kesayangan Ibuk. Terus tumbuh sehat dan ceria yaaa… Terima kasih untuk waktu-waktu menantangnya selama ini, dan sekarang ayo kita membacaaa…

dsc_0037

Rumah Jalan Mangga

Rumah Jalan Mangga

Terserang flu dan pilek, tapi ngga bisa minum obat sembarang. Berusaha mengobati diri dengan lebih banyak (lagi) minum air putih hangat dan madu. Seharusnya juga lebih banyak istirahat. Tetapi bulan Ramadhan memang waktu yang sibuk. Aku ngga puasa, tetapi suami tetap harus diurus. Jadi ikut bangun dini hari. Lebih suka tidak tidur lagi karena kalau ketiduran bangunnya jadi jangar.

Mas Suami sudah libur persiapan Lebaran, sekarang lagi pulang ke rumah Bekasi. Aku belum bisa ikut karena belum ambil cuti kerja. Jadi, sekarang lagi sendirian di kos-kosan. Ada ekstra waktu luang tetapi ngga karuan juga gegara flu ini.

Semalam bahkan terserang kelelahan lebih dari biasa. Makan terasa kurang nikmat dan merasa kurang nyaman karena kos-kosan udah sepi. Mbak yang jaga udah pada mudik. Suasana jadi sepi dan pikiranku dihantui legenda Lagu Nina Bobo yang ternyata menyedihkan dan agak horror. *sigh*

Berusaha menghibur diri dengan browsing buku bagus. Jadi teringat aku belum nemu buku yang ditulis Sandra Cisneros – The House on Mango Street. Bukunya produksi lama sih, akhir 1980-an. Salah satu literatur yang direkomendasikan guru menulisku. Menemukan resensi dan ulasan penulis-penulis lainnya juga. Akhirnya jadi tahu isi si buku, tapi tetep pengin punya sendiri. Ingin menikmati cara Cisneros menulis dan bercerita. Dalam buku itu diceritakan Esperanza, si tokoh utama, menemukan bahwa menulis adalah sebuah jalan dan dunia yang absolut dia miliki; yang menjadi rumah nyaman yang selalu diimpikannya – a home in the heart.

Apakah menulis telah memberiku dunia yang seperti itu? Mungkin belum sampai sedemikian. Tetapi patut disyukuri bahwa menulis telah menjadi ruangan pribadi yang bisa kukunjungi kapan saja. Patut disyukuri aku memiliki kemampuan itu.

Antarkan aku

ke tempat-tempat di mana kata-kata tidak bisu. Sehingga aku terpanggil untuk juga cerita.

Ke suatu suasana yang mengingatkanku bahwa aku juga telah mencapai suatu jarak yang mungkin orang lain belum pernah tetapi ingin sekali tahu.

Sesungguhnya aku tak bisa diam, hanya ingin menyampaikannya tanpa suara. Membawakan rasa dalam aksara. Lalu membuatmu asyik membaca hingga lupa menengok ke mana matahari beranjak.

 

House on Mango Street Front Coversm

Rabu Rasa Senin

Rabu Rasa Senin

Itulah hari ini.
Karena Senin lalu (14/9) kejepit nasional, efektif kantoran baru mulai hari ini (Rabu). Hari kerja yang tinggal 3 hari dalam seminggu ini ga mengurangi tekanan dan beban yang biasanya terjadi di awal minggu (yang biasa jatuh di hari Senin)…
ya, wajar aja sih. jadi makin mampet. makin padettt. terjadi di semua lini.

Gue juga termasuk yang kebagian nyicipin.
Udah restart-nya lama, masih dalam krisis transisi posisi, masih harus juga disibukkan kegiatan ekskul (ini kapan kapoknya ya – katanya udah mo pension???), pleeeeeuuus, PC yang dipake kerja crashing berkali-kali.

Untunglah kambing-kambing udah pada pergi kurban kemarin, gue kehabisan kambing hitam. Sebisa mungkin membuat diri bungkam. Selera humor lenyapppp. then I feel lonely…

Terus terang gue ngga sepenuhnya merasa berhasil mengendalikan diri tapi bolehlah kasi sedikit compliment. It’s sudah lebih baik daripada sebelumnya. Harus jadi lebih baik lagi.

PINDAH
Oya… Dua minggu ini adalah hari-hari terakhir gue bergabung bersama Project Division. Kontrak berakhir dan, alhamdulillah, gue sudah dapat posisi baru di divisi lain masih di kumpeni yang sama. Jadi, saat ini gue sedang on-job-training lah istilahnya di sana. Lagi kerja paro-paro waktu, ke sana sini. Etapi jangan salah sangka ya,… kompensasinya ga terus jadi rangkep. You wissshhh!! – kata orang sono.

Ya udah. Resiko gue la ya. Yang butuh emang gue. Malah kemarin udah sempet pasang spanduk :

“Tersedia tenaga trampil, lekas pakai. Butuh Uang.”

ciyeeee… kesannyee. Apeu banget gitu. :p — Kembali, Alhamdulillah, dikasi jalan demikian terbuka. Beresiko tapi gue ga mau terlalu banyak pusing. Kesempatan itu unik, hanya melintas satu kali. Pantang diabaikan.

Tetapi, dalam hal ini, hari ini gue menilai diri gue sendiri badly performed. Bad in time management. Sampai gue sdikit banyak lari dari prioritas yang seharusnya. I regret it.

Tomorrow I’m gonna fix it!

Sebagai orang baru, dan anak bawang, tentu saja ada lebih banyak tantangan harus dihadapi. Tak bisa mundur. Sekarang waktunya kerja!

Caiyo me !

Regret

Regret

Sebuah mingguan hiburan mengetengahkan topik hangat akhir tahun. Sejumlah pelaku dan tokoh muda diwawancara mengenai rencana-rencana mereka, prestasi lalu, dan tentunya resolusi tahun depan. Juga tentang hal-hal yang disesali.

Ah, aku jadi ingat. Kita bersemangat sekali dengan gebyar tahun baru. Lalu mulai sibuk dengan mimpi, rencana… resolusi. Rupanya hal-hal yang disesali juga harus dibahas tersendiri begitu?

Lalu, apa yang kusesali di tahun lalu?
ummm…
…..
…….
………

Entahlah.

Aku mungkin terlalu bahagia dengan apa adanya diriku dan hidupku saat ini. Sehingga, boleh dibilang, aku lupa telah dan tengah menyesali apa. Yang jelas, aku hari ini ada kumpulan dari sekian banyak pengalaman dan perjalanan hidup. Hal-hal yang baik, kemajuan, dan juga hal-hal sedih serta buruk.